Kekuasaan

Kekuasaan itu memang sungguh memabukkan. Seperti candu, sekali tersentuh, ia menyusup dalam jiwa, membuat mereka yang pernah mencicipi terus mendamba, haus untuk kembali merasakannya. Dalam genggaman kekuasaan, pintu-pintu kenikmatan terbuka lebar. 

Harta? Gampang saja mengalir. Popularitas? Tinggal menunggu waktu. Dan bagi yang gemar bermain api cinta, jabatan menyuguhkan jalan lurus menuju apa yang diinginkan. Maka tak heran jika yang sudah sepuh sekalipun, masih tergerak hatinya untuk merebut tahta, berharap kekuasaan itu kembali memeluknya mesra.

Namun, apakah salah mengejar kekuasaan? Tidak, selama ia dijadikan alat untuk kebaikan, untuk menebar kesejahteraan. Tapi malang, banyak yang berkuasa hanya gemar berwacana, sedangkan rakyat tetap merana. Pendidikan masih jadi barang mahal, beasiswa tak menyentuh yang berhak. Layanan kesehatan tak terjangkau, apalagi soal transportasi yang buruk. Jalanan rusak, penuh lumpur, seakan urat nadi perekonomian diabaikan.

Inilah yang membuat rakyat kecewa. Kepemimpinan yang tak mampu membawa perubahan, tak layak diteruskan. Kekuasaan bukan sekadar soal ambisi pribadi, melainkan tanggung jawab kepada rakyat. Maka, bila ada pemimpin yang benar-benar bertekad menyejahterakan masyarakat—yang menjanjikan pendidikan dan kesehatan gratis, makanan sehat terjangkau, serta kemudahan lainnya—maka pemimpin seperti itu wajib didukung.

Begitulah alasan kami berdiri di belakang Rudy Mas'ud dan Seno Aji. Kami bukan orang dekat mereka, tak ada bayaran untuk dukungan ini. Kami hanya ingin janji-janji "GRATIS POL" yang mereka tawarkan terbayar lunas jika terpilih. 

Cukuplah kami kecewa dengan pemimpin sebelumnya yang salah satu janjinya adalah "Hari ini dilantik, lusa RSI dibuka." Nyatanya, hingga masa jabatan usai, RSI masih tak beroperasi.

Kini, ada saja klarifikasi, mencoba mengubah janji "membuka" RSI menjadi sekadar izin operasional. Ironi yang terus memilukan dan memalukan, seakan janji hanyalah angin yang tak pernah menjejak tanah.

Penulis: Sumadi (Ketua Relawan Sahabat Harum) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.